Thursday, June 6, 2013

Sita, si penggangkat batu

         



         Lelah, capek, pegal, sakit itulah yang sering kurasakan disaat aku mencari, mengumpulkan, dan menggangkatnya ke penyetor batu. Umurku sudah beranjak 16 sekarang dan sudah mulai merasakan masa-masa labil dalam diriku, kadang-kadang aku sering malas dan membantah setiap ibuku menyuruhku menggangkat batu. Perasaan malu memiliki profesi menggangkat batu inipun sering membuatku depresi karena ditertawakan.
         Aku selalu menutup emosi dan amarahku, jikapun aku melampiaskan kemarahanku nantinya mereka hanya akan menuntutku kepada orang tuanya dan menegurku, Dasar anak mami, pikirku. Melihat jeri payah dan ekpresi tanpa menyerah ibuku selalu bisa membuatku semangat dan menghargai pekerjaan yang membuatku hidup ini. Aku tidak sekolah, tetapi aku pernah belajar sampai kelas 3SD dan aku sudah lancar membaca tetapi sehabis itu karena kekurangan dana akupun keluar sekolah. Tetapi aku tidak putus asa, aku sering mampir ke perpustakaan kabupatenku dan membaca buku, sesekali akupun meminjam buku.
          Aku selalu tertarik dengan buku, baik itu buku novel dewasa bahkan buku seks sekalipun. Bagiku buku adalah pengganti sarapan siangku karena memang setiap hari aku hanya bisa makan 1x sehari yang membuat tubuhku kurus walaupun awalnya sakit dan perih namun sekarang aku sudah bisa melawannya bahkan aku menikmatinya.
          Aku mempunyai sebuah cita-cita, cita-cita yang indah, aku ingin menjadi dokter karena dengan menjadi dokter aku pasti-pasti..
          Pasti bisa menyembuhkan ayahku yang sudah meninggal..
          Aku sedih, setiap mengingat detik-detik kematian ayah yang sungguh menyedihkan. ia kena penyakit kanker, kanker jantung. kami tidak punya duit, terutama memang karena aku masih umur 8 tahun dan ibuku yang masih minim pendidikan, kami menggangap kanker itu hanyalah penyakit demam tetapi salah penyakit ayah semakin lama semakin menjadi-jadi kemudian kamipun membawanya kepuskesmas tetapi terlambat..
           Ayahku sudah ditarik nyawanya oleh yang maha kuasa....
           Aku sangat menyesal.. menyesal.. mengapa aku tidak bisa menyembuhkan ayahku? 
           Namun hari ini aku sudah tidak menyesal lagi, pengalaman sedih itu sudah kuhilangkan dan membuatku semakin kuat, hari ini di tengah hari aku sudah sangat mantap untuk membaca banyak buku, akupun menaruh sendalku dan berjalan menuju perpustakaan. kulihat seorang manusia yang berperawakan tinggi dan berkacamata, sepertinya ia orang pintar karena berkacamata. akupun mulai curiga dengan orang itu, akupun mendekatinya dan berpura-pura mengambil novel. Ia hanya menanggapinya dengan senyuman paksa tetapi manis. Akupun sebal, kuambil buku novel itu dan duduk kemudian membaca.
         Lama... lama.. sudah hampir malam, aku harus bergegas pulang, perpustakaan pun sudah mulai tutup. tidak kusadari hal itu, begitu juga buku-buku yang sudah bertumpuk-tumpuk kubaca. Aku tak Percaya!, akupun beranjak mengambil sendal sambil tersenyum kepada petugas pertpustakaan namun kemudian aku dikejutkan dengan orang berkacamata itu..
         " hei, what's your name? "
         " my.. my... my.. what? "
         " your name "
         " name what? "  
         " namamu "
          "  oh namaku Sita ", sontak aku grogi dan hatiku berdetak kencang dan terkejut, aku masih berfikir bahsa apa itu barusan, tetapi secara reflek aku bisa menjawabnya.
         " Kamu lama banget bacanya, apa kamu sering main kesini untuk membaca? "
         " iy... iya. "
         " kamu gak sekolah? ", dengan ekpresi manis
         " aku gak.. gak.. "
          " gak apa? "
         " gak punya duit untuk sekolah "
         " oh jadi itu masalahnya? "
         akupun diam, apa rencana dari orang misterius yang tiba-tiba mengejutkanku dan memberiku pertanyaan yang aneh.
          " kamu mau sekolah?, aku akan membayar dan memfalisitasi biaya sekolahmu, kamu tinggal sekolah "
           Deg.. deg.. tiba-tiba aku sangat terkejut, aku..aku.. tidak percaya, seluruh jiwaku rasanya ingin keluar.. apa aku tidak salah dengar?
          " benn.. bennarrkah? " aduh gagapku keluar.
          " iya aku serius.. "
           akupun diam sejenak, siapa orang ini sampai bisa bicara seperti ini dan tiba-tiba apakah ia utusan tuhan? akupun berusaha tenang tetapi tidak bisa
          " kamu mau sekolah dimana? "
          " Aku mau sekolah di HALVARD !! " sontak kata-kata itu keluar dari mulutku, itu reflek, tiba-tiba otakku mengingat kata halvard dari sebuah buku yang pernah kubaca di perpustakaan, tubuhku terlalu gembira sekarang bercampur rasa bingung " demam panggung "
           Pria itu tiba-tiba terkejut dan bertatapan aneh, namun kemudian ia tersenyum.. senyum tidak meremehkan dan menerima.
            " Kamu akan sekolah di Halvard. mulai sekarang berjuanglah dan belajarlah dengan keras "
            Sejak saat itulah aku menceritakan pendidikanku yang masih kelas 3SD yang tiba-tiba keluar dan akupun menceritakan cita-citaku termasuk kematian ayahku. Orang itupun merasa terinspirasi dan bersemangat. ia mengunjungi rumahku, walaupun rasaanya malu melihat rumahku yang kayak kandang ayam namun orang itu tak percaya dan terkejut. apa ini rumahmu sita?, semenjak itulah ia bertemu dengan ibuku dan menceritakan tujuannya dan ibukupun gembira dan mengizinkanku sekolah.
            Akupun masuk sekolah sd, walaupun umurku yang sudah kelewatan untuk ukuran SD, aku tetap tak malu dan tetap maju, waktu itu aku masih kelas 4 tetapi aku sudah boleh mengikuti UN SD oleh guru-guruku saat itu karena aku sangat pintar akupun lulus Sd hanya dalam waktu 1 setengah tahun. akupun mendapatkan ijazah dan melanjutkan ke SMP yang ada di kebupatenku, aku selalu dianggap aneh oleh orang-orang smp karena aku berbeda usia dan bentuk tubuh yang tinggi, ia menggangapku iri, aku bahkan sering dibully tetapi aku tidak peduli hal itu rasa gembiraku terhadap ilmu lebih hebat daripada rasa sengsaraku.
             Akupun lulus dengan angka yang fantastis di smpku, aku mencapai nilai UN tertinggi ke-3 di seluruh Indonesia, ibukupun bangga begitu juga orang yang membantuku. 
            " kamu hebat Sita, kamu sudah membuktikan kepintaranmu kepadaku "
            sontak hatiku tersipu-sipu, seluruh tubuhku malu bercampur rasa senang
            " sekarang kamu hanya perlu 1 langkah untuk ke Halvard sita "
            " Apa langkah itu? " akupun penasaran kuperhatikan matanya secara lekat-lekat.
            " kamu harus sekolah Di Jakarta, di pusat negaramu ini, Ibukota negaramu, karena dengan sekolah disitulah kamu dapat mendapat formalitas pendidikan dan indentitas diri yang lebih baik untuk mendaftar nantinya di Halvard "
             " apa? jadi aku harus keluar dari tempat ini, begitu maksudmu? "
             " iy, bisa dibilang seperti itu "
             akupun merenungi semua hal yang aneh itu, apa meninggali tempat ini?. aku masih belum membicarakan hal ini kepada ibuku. Tetapi rasa gembiraku terhadap dunia ilmu yang baru menggalahkan rasa takutku akupun berniat untuk memberi tau ibu besok pagi.
             Akupun bangun lebih pagi dari biasanya, aku sudah mantap untuk mengatakannya kepada ibuku, aku sontak merasa takut bercampur air mata yang tiba-tiba keluar tanpa sebab. Ibuku pun langsung bertatap aneh kapadaku.
            " Kenapa nak? kenapa menangis? "
            " aku mau keluar dari tempat ini bu, Aku ingin mengejar cita-citaku dengan serius "
            Sontak ibuku terkejut, tetapi kemudian aku melihat senyum terindahnya dan aura manisnya
            " ibu gak apa-apa disini, kamu pergi saja, kejar cita-citamu anakku, nanti kalau kamu sudah sukses jangan lupa untuk mencari ibu lagi "
           " ibu serius? "
           ibupun mengangguk sambil tersenyum, begitu juga dengan diriku akupun berlonjak gembira dan memeluk diriku, aku masih mengingat hal itu bahkan sampai aku sudah berada di bis menuju kota Ibukota Indonesia, JAKARTA.
          Aku tidak bisa tidur, seluruh hormon tidak terkendali. begitu juga pengalamanku di kendaraan yang bernama bis ini, aku mabuk tetapi tidak sampai muntah aku terlalu semangat. akupun sampai kuinjakan kakiku dengan rasa tak percaya, tiba-tiba rasa mabukku hilang. apa ini Jakarta? sungguh berbeda dengan tempatku hidup. seluruh aktifitas berjalan sibuk, seluruh suara orang stress terdengar dari berbagai sudut, aku masih bingung dan bergembira. tiba-tiba rasa takutku pun keluar, dunia apa ini? apakah aku sanggup hidup di dunia baru ini?
          " Tidak apa-apa, Jakarta tempat yang mengasyikan dan surganya ilmu " tiba-tiba aku terkejut orang yang membantuku itupun tersenyum.
           Akupun diajak oleh orang itu ketempat tinggalnya dan tidur disitu, rumah yang megah sangat berbeda dengan rumahku, terdapat lantai berkilat, alat elektronik, jendela dengan gorden megah Serba-serba megah aku masih tak percaya, Apa ini dunia sebenarnya? aku pun kekamar mandi dan melihat pemandangan yang aneh, begitu juga orang itu, ia bertatapan lucu kepadaku. iapun menjelaskan bagaimana cara kerja shower dan berbagai alat kebersihan mandi yang aku baru tau yaitu shampo.
           Dia menunjukan tempat tidur untuku, ia menjelaskan bahwa itu dulunya adalah tempat tidur untuk anaknya, sekarang anaknya sudah bekerja di luar negri. akupun masih tak percaya, akupun merebahkan diriku di tempat tidur itu dan meraskan kenyamanan yang luar biasa, apakah ini yang namanya sofa?
           Aku tidak bisa tidur, itulah yang kurasakan malam ini, sangat sulit dipercaya. hanya dalam satu hari, satu hari yang sungguh-sungguh mengembirakan. akupun mulai takut dan mengingat-ngingat kehidupanku yang dulu. apakah ini yang kuinginkan? akupun mulai merasa takut dan deg-degan yang luar biasa. aku tak punya teman disini dan orang itu adalah orang yang masih kuanggap asing, tetapi aku masih memegang teguh janjiku kepada ibuku.
           " aku akan mencar cita-citaku dan menjadi sukses kemudian membahagiakan ibuku "
           Akupun masuk ke Sma kelas 1, tidak ada tatapan sinis, mereka semua menanggapiku dengan baik dan ramah, apakah ini yang namanya siklus orang dewasa? aku masih belum mengerti. banyak juga orang yang bertanya-tanya denganku mengapa aku pintar sampai mencapai nilai UN tertinggi ke-3. walaupun aku bahagia dengan hal baru ini termasuk pengalamanku outbond, bermain sepatu roda yang menurutku merupakan pengalaman baru yang menyenangkan bagiku, kadang-kadang sifatku ditertawakan oleh temanku, namun ia menghargainya dan tetap membantuku dan akupun resmi menjadi orang kota.
            Walaupun begitu, aku tetap tidak lupa dengan pelajaranku, aku tetap ingat janjiku, malah semakin menjadi-jadi karena kangen terhadap ibuku. aku sering berlarut-larut malam membaca buku yang kupinjam di perpustakaan dengan penerangan lampu yang sangat membantuku. Aku berjuang dan berjuang dan menjadi orang terpintar di sekolahku dan akupun lulus dengan peringkat yang luar biasa menakjubkan, nilai UN sempurna alias rata-rata 10, akupun diliput oleh banyak media massa termasuk penghargaan dari Presiden. Aku sangat bangga, semoga saja ibuku melihat wajahku di TV. akupun diberi beasiswa dan berbagai universitaspun menerimaku secara langsung tanpa tes namun aku sudah bertekad untuk menuju universitas Halvard, akupun mengikuti tes disitu dan lulus
            Suasana di sini sungguh menyenangkan, kusewa sebuah apartemen di situ dan merasa sangat nyaman                    . banyak teman-temanku yang dari smpku kuajak menginap di apartemenku dengan gratis karena memang apartemen ini dibayar oleh beasiswaku. aku senang dengan teman-temanku disini. aku terus belajar dan mendapatkan S1 ku dengan cepat, karena memang disitu sistem ngebut kelas dimana kamu bisa dengan cepat lulus asalkan kamu siap. Dosen disitu pun terkejut dengan kepintaranku begitu juga dunia yang mulai melihatku, akupun dibeasiswakan oleh negaraku begitu juga dari Halvard aku sungguh bangga, apakah ini hasil jeripayah dan doaku tuhan?
            Akupun menjadi Doktor dengan gelar P.sd. apakah ini sungguh sebuah keajaiban? orang yang bekerja menjadi penganggkat batu bisa mendapat gelar Doktor diluar negri dengan hasil yang luar biasa hebat?
             Akupun mulai menargetkan diriku untuk pulang ke kampung halamanku, seluruh tubuhku sudah tak bisa menahan keinginanku untuk menunjukan diriku kepada ibuku. Ibu aku akan datang! aku akan membuatmu tersenyum dan gembira, kubawa seluruh ijazah ku yang bertumpuk-tumpuk. aku siap
             Kucium lagi aroma udara pedesaan yang sungguh kurindukan, begitu juga halaman pedesaan yang masih sederhana, aku menggila seluruh hatiku tidak bisa menahannya, Aku ingin meledak! aku berusaha tidur tetapi seluruh hormonku membangunkanku dan menahan kantukku, akupun tiba di tempat ku hidup, kampungku akupun berlari menuju rumahku tidak kupedullikan dengan tas yang berat seluruh energiku terbakar-bakar semangatku membara yang menghasilkan energi yang tidak bisa di rumuskan teorinya.
             Kulihat rumahku yang masih sama, akupun tak tahan lagi aku mau masuk kerumah, tetapi ibuku tidak ada disitu, aku bingung. apa yang terjadi? semangatku pun tiba-tiba berubah menjadi bom kebingungan? tuhan jangan bilang ibu.. akupun keluar dan kulihat sosok yang masih rabun di mataku ITU ibu!, akupun melepas tasku dan berlari dengan cepat dan memeluk ibuku.
              " aku kembali bu.. " sambilku menangis
             ibuku terkejut, iapun tersenyum dan ikut menangis.
              " akhirnya kamu kembali anakku "
             Sejak saat itulah aku bahagia dan menjadi doktor di desaku dan hidup sejahtera akupun membuat desaku semakin maju, kuperkenalkan apa itu teknologi kepada orang-orang desaku, internetpun sudah mulai masuk, desakupun berubah menjadi desa yang berbeda.. aku hidup dengan bahagia bersama ibuku.



-   end   - 

No comments:

Post a Comment